Tiba-tiba rinduku menyelinap dalam tidur
Membara, menggelodak, payah menghindari
Beriring mimpi-mimpi indah hari semalam
Kenangan lama bermain di ingatan
Membara, menggelodak, payah menghindari
Beriring mimpi-mimpi indah hari semalam
Kenangan lama bermain di ingatan
Kuhancurkan sekeping hati yang putih
Rambutnya yang ikal, yang pernah ku belai
Matanya yang sayu, menikam kalbu
Kini wajah manisnya membelit rinduku
Rambutnya yang ikal, yang pernah ku belai
Matanya yang sayu, menikam kalbu
Kini wajah manisnya membelit rinduku
Beginikah sakitnya hati itu dulu
Milik gadis yang lembut dan setia
Beginikah luka dan parahnya jiwa
Tika tangan menggenggam surat cinta
Tika mata meniti baris pemutus kata
Milik gadis yang lembut dan setia
Beginikah luka dan parahnya jiwa
Tika tangan menggenggam surat cinta
Tika mata meniti baris pemutus kata
Kau pulangkan kembali hati dan cintaku
Aku terpaku melihat wajahmu yang diam
Telah keringkah airmatamu, kekasih
Maka kau kembali seperti dulu
tersenyum dalam bahagia yang panjang ?
Aku terpaku melihat wajahmu yang diam
Telah keringkah airmatamu, kekasih
Maka kau kembali seperti dulu
tersenyum dalam bahagia yang panjang ?
Amat payah melupakan hari semalam
Kasih yang telah hilang, kembali datang
Dalam sendu dan kesal tak berhujung
Padamu gadis yang tabah dan pasrah
Kasih yang telah hilang, kembali datang
Dalam sendu dan kesal tak berhujung
Padamu gadis yang tabah dan pasrah
Ku coretkan padamu kata penyambung bicara
Maluku bagaikan terlipat di dalam lembaran itu
Bagaimana nanti, tawamu yang tidak pasti
Atau paling ku ragu dan bimbang
Luka lamamu, pedihnya berulang
Maluku bagaikan terlipat di dalam lembaran itu
Bagaimana nanti, tawamu yang tidak pasti
Atau paling ku ragu dan bimbang
Luka lamamu, pedihnya berulang
Maafkan, kiranya aku kau salahkan
Memang mudah mengucapkan, aku menyedari
Percayalah, Jika kau membenci bicaraku kini
Pasti rinduku tak terubat selamanya
Memang mudah mengucapkan, aku menyedari
Percayalah, Jika kau membenci bicaraku kini
Pasti rinduku tak terubat selamanya