Orang yang hidup mengekang diri dengan satu gaya atau model hidup,
sudah tentu akan dilanda kejenuhan. Itu terjadi, karena jiwa manusia pada
dasarnya cenderung mudah jenuh. Tabiat dasar setiap manusia adalah tidak
senang berada dalam satu keadaan yang sama.
Dan karena itu pula, maka
Allah menciptakan banyak warna dan bentuk untuk suatu tempat, zaman,
makanan, minuman, dan makhluk-makhluk ciptaan-Nya. Ada malam ada
siang, ada dataran tinggi ada dataran rendah, ada putih ada hitam, ada
panas ada dingin, dan ada manis ada kecut. Keberagaman dan perbedaan
ini seringkali disebut Allah dalam beberapa firman-Nya. Diantaranya Allah
menyebutkan bahwa,
{Dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam-macam
warnanya.}
(QS. An-Nahl: 69)
{Dari pohon kurma yang bercabang dan tidak bercabang.}
(QS. Ar-Ra'd: 4)
{Dan, di antara gunung-gunung itu ada garis-garis yang putih dan merah yang
beraneka ragam warnanya dan ada (pula) yang hitam pekat.}
(QS. Fathir: 37)
{Dan, masa (kejayaan dan kehancuran) itu, Kami pergilirkan di antara manusia
(agar mereka mendapat pelajaran).}
(QS. Ali 'Imran: 140)
Syahdan, Bani Israel pernah merasa bosan dengan makanan paling
baik mereka dan mengeluh pada Allah,
{Kami tidak bisa sabar (tahan) dengan satu macam makanan saja.}
(QS. Al-Baqarah: 61)
Al-Makmun kadang kala membaca sambil duduk, sesekali dengan
berdiri, dan pada saat yang lain sambil berjalan. Dan karena itu pula ia
pernah berkata, "Jiwa manusia itu sungguh sering kali jenuh."
{ (Yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam
keadaan berbaring.}
(QS. Ali 'Imran: 191)
Ayat ini mengisyaratkan bahwa dalam beribadah pun manusia akan
merasa jenuh. Oleh karena itu, maka Allah pun memberikan banyak pilihan
bentuk dan cara beribadah kepada para hamba-Nya. Sebagaimana kita
ketahui, Allah telah menetapkan pelbagai amalan hati, amalan lisan, amalan
badan, dan ada amalan harta. Kita juga tidak hanya diwajibkan shalat,
tetapi juga membayar zakat, menjalankan puasa, menunaikan haji dan ikut
berjihad. Bahkan, dalam shalat pun kita tak hanya disuruh berdiri saja,
tetapi juga ruku', berdiri, sujud, dan duduk.
Semua ini mengisyaratkan bahwa siapapun yang menginginkan
kepuasan, semangat yang selalu baru dan produktivitas, maka ia harus pandai
membagi waktunya. Yakni, ia perlu membagi waktu kapan ia harus bekerja,
merenung, dan mencari hiburan. Dalam hal membaca pun, Anda perlu variasi;
kapan Anda harus membaca al-Qur'an, tafsir, sirah Rasulullah, hadits, fikih,
sejarah, sastra dan ilmu pengetahuan umum. Demikian pula dalam
menjalankan kegiatan rutin harian, Anda harus dapat menentukan kapan
waktu untuk beribadah, mencari hiburan, mengunjungi relasi, menerima
tamu, berolahraga, dan berekreasi. Dengan begitu, niscaya jiwa Anda akan
selalu merasa segar dan bergairah.