bismillahirahmanirahim
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
siapa diantara kalian yang tidak pernah mendaptkan hadiah, berupa kadolah, ucapanlah.. to sesuatu yang bisa membuat kita senang, pasti perasaan kita akan sangat bahagia jika mendapatkanya, ya to bukan kawan ? kado tida serta merta diberikan kepada orang yang terkasih saja, bisa diberikan untuk sahabatnya, orang tuanya, pimpinan maupun orang yang baru kita kenal..lalu apa kado yang terindah untuk orang yang kamu sayang ?
Thamrin Mahesarani menuliskan sesuatu yang indah mengenai KADO terindah, mari kita simak sama-sama
Kalau kita betul-betul peduli pada orang-orang yang kita sayangi, maka wajib bagi kita untuk memberi mereka 8 buah kado yang indah, yang memang selayaknya mereka peroleh dari kita sebagai tanda kasih sayang kita yang sesungguhnya. Ini bukan soal harga atau nilai nominalnya. Juga bukan masalah mereknya. Karena 8 kado ini tidak bisa dibeli dengan apa pun, dan juga tidak bisa diproduksi oleh siapa pun.Hanya kita yang bisa mewujudkannya dan menjadikannya sebagai kado terindah bagi orang-orang yang kita cintai. Dan 8 kado itu ialah:
Kehadiran
Tidak ada yang bisa menggantikan kehadiran kita di sisi orang-orang yang kita cintai kecuali kehadiran kita di setiap saat mereka membutuhkan kehadiran kita. Ketika mereka dalam kesedihan, ketika mereka ingin memamerkan prestasinya, ketika mereka butuh seseorang untuk bicara, ketika mereka ingin berbagi kebahagiaan, ketika mereka ingin bermanja-manja, ketika mereka butuh kita ada di sisi mereka sebagai apa pun.
Jangan pernah berpikir bahwa surat, e-mail, sms, telepon, video conference, atau orang bayaran bisa menggantikan kehadiran Anda bagi mereka. Karena semua itu tak akan bisa menghadirkan kita secara fisik maupun psikologis. Tatapan penuh arti kita, senyum tulus kita, perkataan penuh empati kita, sentuhan kasih sayang kita, kehangatan rengkuhan kita, dan bahkan aroma tubuh kita – itu hal yang amat penting dan tak bisa diwakilkan.
Tidak ada yang bisa menggantikan kehadiran kita di sisi orang-orang yang kita cintai kecuali kehadiran kita di setiap saat mereka membutuhkan kehadiran kita. Ketika mereka dalam kesedihan, ketika mereka ingin memamerkan prestasinya, ketika mereka butuh seseorang untuk bicara, ketika mereka ingin berbagi kebahagiaan, ketika mereka ingin bermanja-manja, ketika mereka butuh kita ada di sisi mereka sebagai apa pun.
Jangan pernah berpikir bahwa surat, e-mail, sms, telepon, video conference, atau orang bayaran bisa menggantikan kehadiran Anda bagi mereka. Karena semua itu tak akan bisa menghadirkan kita secara fisik maupun psikologis. Tatapan penuh arti kita, senyum tulus kita, perkataan penuh empati kita, sentuhan kasih sayang kita, kehangatan rengkuhan kita, dan bahkan aroma tubuh kita – itu hal yang amat penting dan tak bisa diwakilkan.
Mendengar
Mendengar bukan hanya mendengarkan apa yang terdengar, malainkan mendengar dengan perhatian dan empati. Terkadang, orang hanya ingin kita mendengarkan apa-apa yang harus ia keluarkan dari dalam hatinya – baik berupa luapan kesedihan, kemarahan, maupun sekadar keluh-kesah. Dan seorang pendengar yang baik adalah yang duduk dengan wajah tulus dan mendengarkan dalam sikap merasa peduli.
Ini adalah kado yang jarang bisa kita diberikan kepada orang-orang yang kita sayangi. Sebab, kebanyakan kita lebih suka didengarkan daripada mendengarkan. Padahal, dengan mencurahkan perhatian pada segala ucapannya, secara tak langsung kita juga telah menumbuhkan kesabaran dan kerendahan hati. Untuk bisa mendengar dengan baik, pastikan bahwa kita dalam keadaan betul-betul rileks dan bisa menangkap utuh apa yang disampaikan. Tatap wajahnya. Jangan menyela, mengritik, apalagi menghakimi. Biarkan ia menuntaskan perkataannya, agar kita mudah memberikan tanggapan yang tepat setelah itu. Tidak harus berupa diskusi atau penilaian. Sekadar ucapan terima kasih pun akan terdengar manis baginya.
Mendengar bukan hanya mendengarkan apa yang terdengar, malainkan mendengar dengan perhatian dan empati. Terkadang, orang hanya ingin kita mendengarkan apa-apa yang harus ia keluarkan dari dalam hatinya – baik berupa luapan kesedihan, kemarahan, maupun sekadar keluh-kesah. Dan seorang pendengar yang baik adalah yang duduk dengan wajah tulus dan mendengarkan dalam sikap merasa peduli.
Ini adalah kado yang jarang bisa kita diberikan kepada orang-orang yang kita sayangi. Sebab, kebanyakan kita lebih suka didengarkan daripada mendengarkan. Padahal, dengan mencurahkan perhatian pada segala ucapannya, secara tak langsung kita juga telah menumbuhkan kesabaran dan kerendahan hati. Untuk bisa mendengar dengan baik, pastikan bahwa kita dalam keadaan betul-betul rileks dan bisa menangkap utuh apa yang disampaikan. Tatap wajahnya. Jangan menyela, mengritik, apalagi menghakimi. Biarkan ia menuntaskan perkataannya, agar kita mudah memberikan tanggapan yang tepat setelah itu. Tidak harus berupa diskusi atau penilaian. Sekadar ucapan terima kasih pun akan terdengar manis baginya.
Diam
Seperti halnya kata-kata, di dalam diam juga ada kekuatan. Diam bisa digunakan untuk menghukum, mengusir, atau membingungkan orang. Akan tetapi lebih dari segalanya, diam juga bisa menunjukkan kecintaan kita pada seseorang, karena bisa memberinya “ruang”. Khususnya bila sehari-harinya kita sudah terbiasa atau gemar menasihati, mengatur, mengritik bahkan mengomel.
Seperti halnya kata-kata, di dalam diam juga ada kekuatan. Diam bisa digunakan untuk menghukum, mengusir, atau membingungkan orang. Akan tetapi lebih dari segalanya, diam juga bisa menunjukkan kecintaan kita pada seseorang, karena bisa memberinya “ruang”. Khususnya bila sehari-harinya kita sudah terbiasa atau gemar menasihati, mengatur, mengritik bahkan mengomel.
Kebebasan
Mencintai seseorang bukan berarti memberi kita hak penuh untuk memiliki atau mengatur kehidupan orang bersangkutan. Bisakah kita mengaku mencintai seseorang jika kita selalu mengekangnya? Memberi kebebasan adalah salah satu perwujudan cinta. Namun makna kebebasan bukanlah: “Kau bebas berbuat semaumu”. Melainkan lebih dalam dari itu, memberi kebebasan adalah memberinya kepecayaan penuh untuk bertanggungjawab atas segala hal yang ia putuskan atau lakukan.
Mencintai seseorang bukan berarti memberi kita hak penuh untuk memiliki atau mengatur kehidupan orang bersangkutan. Bisakah kita mengaku mencintai seseorang jika kita selalu mengekangnya? Memberi kebebasan adalah salah satu perwujudan cinta. Namun makna kebebasan bukanlah: “Kau bebas berbuat semaumu”. Melainkan lebih dalam dari itu, memberi kebebasan adalah memberinya kepecayaan penuh untuk bertanggungjawab atas segala hal yang ia putuskan atau lakukan.
Keindahan
Siapa yang tak bahagia, jika orang yang disayang tiba-tiba tampil lebih ganteng atau cantik? Tampil indah dan rupawan juga merupakan sebuah kado yang indah. Selain keindahan penampilan pribadi, kita pun bisa menghadiahkan keindahan suasana di rumah. Vas dan bunga segar yang cantik di ruang keluarga atau meja makan yang tertata indah, misalnya.
Siapa yang tak bahagia, jika orang yang disayang tiba-tiba tampil lebih ganteng atau cantik? Tampil indah dan rupawan juga merupakan sebuah kado yang indah. Selain keindahan penampilan pribadi, kita pun bisa menghadiahkan keindahan suasana di rumah. Vas dan bunga segar yang cantik di ruang keluarga atau meja makan yang tertata indah, misalnya.
Tanggapan Positif
Tanpa sadar, kita sering memberikan penilaian negatif terhadap pikiran, sikap atau tindakan orang yang kita sayangi. Seolah-olah tidak ada yang benar dari dirinya dan kebenaran mutlak hanya pada kita. Kali ini, mari kita coba menghadiahkan tanggapan positif. Nyatakan dengan jelas dan tulus. Cobalah ingat, berapa kali dalam seminggu terakhir kita mengucapkan terima kasih atas segala hal yang dilakukannya demi kita. Ingat-ingat pula, pernahkah kita memujinya. Kedua hal itu, ucapan terima kasih dan pujian (dan juga permintaan maaf) adalah kado indah yang sering terlupakan.
Tanpa sadar, kita sering memberikan penilaian negatif terhadap pikiran, sikap atau tindakan orang yang kita sayangi. Seolah-olah tidak ada yang benar dari dirinya dan kebenaran mutlak hanya pada kita. Kali ini, mari kita coba menghadiahkan tanggapan positif. Nyatakan dengan jelas dan tulus. Cobalah ingat, berapa kali dalam seminggu terakhir kita mengucapkan terima kasih atas segala hal yang dilakukannya demi kita. Ingat-ingat pula, pernahkah kita memujinya. Kedua hal itu, ucapan terima kasih dan pujian (dan juga permintaan maaf) adalah kado indah yang sering terlupakan.
Kesediaan Mengalah
Tidak semua masalah layak menjadi bahan pertengkaran. Apalagi sampai menjadi pertengkaran yang hebat. Kalau kita memikirkan hal ini, berarti kita siap memberikan kado “kesediaan mengalah”. Kesediaan untuk mengalah juga dapat melunturkan sakit hati dan mengajak kita menyadari bahwa tidak ada manusia yang sempurna di dunia ini.’
Senyuman
Percaya atau tidak, kekuatan senyuman bisa amat luar biasa. Senyuman, terlebih yang diberikan dengan tulus, bisa menjadi pencair hubungan yang beku, pemberi semangat dalam keputus-asaan, pencerah suasana muram, bahkan obat penenang bagi jiwa yang resah. Senyuman juga merupakan isyarat untuk membuka diri dengan dunia sekeliling kita. Kapan terakhir kali Anda menghadiahkan senyuman manis pada orang yang Anda kasihi?
sahabatku semua yang dirahmati Allah…
koreksi diri kita masing-masing, sudahkah kita berikan yang terbaik untuk orang yang kita sayangi, ingat umur kita itu sebenarnya singkat (mung mampir ngombe) apa yang bisa kita tinggalkan kepada orang orang disekitar kita, kalau tidak perlakuan baik kepadanya.. ingat sebuah pepatah “gajah mati meninggalkan gading”, hanya kebaikanlah yang akan selalu diingat orang, nah jika yang diingat keburukan keburukan kita bagaimana? apakah kita termasuk manusia yg terbaik untuk sesamanya, jelas tidak kan kalo gitu,
Di dunia ini, sulit mencari orang yang menginginkan sesuatu yang buruk. Semua orang pasti menginginkan yang terbaik. Sesuatu itu, baik berupa barang, pelayanan, penghormatan, dan nasihat serta segala macam keperluan lainnya. Sayangnya, tidak jarang segala sesuatu yang terbaik —yang diinginkan oleh setiap orang tersebut— tidak kunjung tiba. Sebaliknya hal-hal yang buruk, bahkan yang paling buruk menurut anggapan kita, yang kita terima.
Jika Anda tidak bisa menjadi orang pandai, jadilah orang yang baik.